Selasa, 13 Januari 2009

Sayembara Joglo Modern

emang enak jadi mahasiswa...
masih bisa hidup bebas..
biaya hidup masih ditanggung wong tua..
bisa begadang semaunya..
sayembara arsitektur yang sederhana pun banyak diperuntukan untuk mahasiswa
beruntung jadi mahasiswa..

........................................
........................................

Joglo Kebon Ijo

Suatu hari (saya lupa tanggalnya) Universitas tempat saya dulu belajar mengadakan sebuah sayembara arsitektur. Sayembara ini mewajibkan para pesertanya membuat sebuah rumah dengan transformasi citra bangunan Joglo ke dalam arsitektur modern. Site rumah itu kalo ndak salah 10 x 20 m, berada di pinggir jalan Kaliurang km.13 Jogja. Penghuninya 4 orang, pasangan suami-istri, dengan dua anak berumur 7 tahun dan 5 tahun ( itupun kalo g salah ingat). Khusus Mahasiswa! itu persyaratan utamanya. Sempat saya lihat kantong saya, gawat hampir kering!.. lumayan hadiahnya bisa nambah pemasukan bulan ini, dan yang gawatny lagi saya ini udah alumni je... Piye cara ne biar bisa ikut sayembara iki? beruntung saya punya sahabat yang masih mahasiswa, rencananya saya pinjem namanya lalu kita garap sayembara ini bareng2 (meskipun pake ideologi saya juga..hehehehe) dan hadiahnya kita bagi2 deh... Sip! rencana dilaksanakan pada H-7 sebelum pengumpulan Karya . (Sebuah kebiasaan buruk, ide gagasan muncul disaat yang mepet..)

Gagasan utama pada rancangan ini adalah menciptakan potensi berkebun pada sebuah rumah. Ide yang cukup wagu, tp lumayan di waktu yang udah mepet :)). Jadi ceritanya, saya (kami) menggabungkan citra bangunan joglo ke modern dengan cara mengkompose elemen-elemen bentukan joglo dengan material2 yang biasa dipakai pada rumah secara konvensional. Ide yang agak lumayan menurut saya adalah menciptakan sebuah potensi berkebun pada sebuah keluarga, sehingga hasil kebun tersebut dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari2 (harapannya mengurangi sifat konsumtif pada masyarakat belakangan ini..). Bagaimana berkebun, kan lahannya terbatas? nah itu dia.. saya mencoba menciptakan potensi berkebun tersebut pada elemen bangunan. Caranya saya buat dinding fasade, atap, dan bagian2 tertentu bangunan agar dapat ditanami. komoditinya pun terbatas.. misalkan tomat, cabai, jagung dan bawang merah/putih dan hasil lumayan buat bumbu masakan.. Disamping itu dengan adanya tambahan vegetasi peneduh diharapkan dapat memberi pasokan o2 segar pada rumah tersebut, dan menciptakan potensi lingkungan hijau pada daerah sekitarnya (lagi2 green konsep).




Dan Hasilnya.....
Saya (kami) tidak masuk nominasi. Ternyata ide saya (kami) tidak bisa diterima oleh para Dewan Juri.
Hehehe gagal.. tapi saya (kami) sudah berusaha maksimal.
Yang pasti saya harus belajar lebih giat lagi dalam berarsitektur.. mengenal unsur2 lokal budaya negeri kita sendiri dan menciptakan ide yang lebih "wagu" lagi. hehehe..

hidup adalah proses..
proses untuk belajar...
belajar untuk menjadi lebih baik...

Terimakasih buat sahabatku Nico Harimurti (atas namanya yang saya pinjam, dan ide "berkebun" yang kita ciptakan)...







Tidak ada komentar: