Kamis, 07 Juli 2011

Hardjonagoro



70 tahun silam Herman Thomas Karsten berhasil menyelesaikan rancangannya, sebuah pusat perekonomian di tengah-tengah kota Surakarta. Sebuah pasar besar dan megah yang menghabiskan dana 650.000 gulden dimasanya. Pasar Gedhe Hardjonagoro, mungkin kita lebih mengenalnya sebagai Pasar Gedhe Surakarta. Hardjonagoro diambil dari nama cucu kepala Pasar GedhĂ© masa itu (1930), Go Tik Swan –keturunan Tionghoa namun mendapat gelar KRT Hardjonagoro dari PB XII. Sebagai arsitek Karsten sangat bijak menggali kearifan budaya Jawa yang sangat kental di Surakarta. Hasilnya adalah arsitektur Indis yang dalam tataran filosofis arsitektural memberikan rasa ruang dan rasa tempat yang khas. Balutan pencahayaan serta penghawaan alami yang membuat suasana dalam pasar selalu adem ayem, pembagian los-los yang tidak monoton menciptakan gerak dalam ruang yang menarik.



Hal ini sangat berbeda dengan sebuah fresh market di sebuah kawasan hunian elit di tangerang yang di daulat menjadi standar fresh market di Indonesia, yang cukup monoton dan rasa ruangnya sangat kurang (saya pribadi kurang mengerti adanya standar sebuah pasar yang dijabarkan sebagai prototipe, potensi keberadaan tiap pasar tradisional akan sangat beragam sesuai dengan potensi wilayahnya berada ). Pasar Gedhe tidak saja menarik secara arsitektural saja (fisik) secara filosofis merupakan simbol keharmonisan masyarakat Belanda-Tionghoa-Jawa saat itu, hingga saat ini masih menjadi aset budaya masyarakat Surakarta. Ini lah alasan mengapa pemerintah dan masyarakat kota Surakarta sangat melindungi pasar tradisionalnya. Selain memiliki ikatan emosional yang sangat kuat, pendapatan daerah terbesar kota Surakarta berasal dari pasar tradisional. Sehingga invasi "kelatahan" masyarakat Indonesia yang saat ini sangat bergantung pada I-mart, A-mart dan Mart-Mart yang lain tidak berlaku di Surakarta. Pasar Gedhe merupakan sebuat tempat yang masih melestarikan cara berbudaya masyarakat Surakata dalam memutar roda ekonomi mikro nya. Dari hal tersebut mengingatkan saya pada kata Oscar Niemeyer “Architecture is not important; what is important is the life that we shape, influence and create by architectural means”.
Selamat Berbelanja.. =)

Sumber yang sangat membantu:
-Pasar Gede Solo, Ganug Nugroho Adi
(http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150358901520111)
-Pasar Gede Harjonagoro - Wikipedia
(http://id.wikipedia.org/wiki/Pasar_Gede_Harjonagoro)

Tidak ada komentar: