Rabu, 20 Oktober 2010

Kiara Sari House






Progres sebuah proyek tak selamanya bisa diharapkan sesuai gambaran awal. Meski rencana 700 pohon batal terealisasikan, akan tetapi rumah ini masih memiliki sisi yang cukup eksotis untuk dinikmati di setiap sudutnya..

Yu Sing , Luke Loeman, Yopie herdiansyah

Selasa, 12 Oktober 2010

Warna Keberagaman Aqsa


Dalam Proses Mengoptimalkan target pasar Ekspor dan Domestik dengan merubah pola bisnis dan manajemen yang lebih terstruktur, Aqsa mencoba memperkuat kapasitas dan kapabilitas pemasok dalam menghasilkan produk dengan kualitas tinggi dengan membentuk workshop terpadu (inti-plasma). Dengan melibatkan pengrajin akan diperoleh share dalam sebuah entitas Workshop Terpadu di mana terdapat fasilitas untuk mendukung proses produksi. Permasalahannya adalah ketika menyediakan fasilitas tempat dalam satu kawasan terpadu untuk beberapa pengrajin yang berbeda, akan terjadi perbedaan karakter menghadapi tempat kerja yang baru. Kebiasaan para pengrajin yang terbiasa bekerja dilingkungan yang sudah dikenal akan berpengaruh pada kinerjanya.

Pendekatan pabrik secara konvensional dirasa tidak akan cocok untuk mengakomodasi aktivitas pengrajin tersebut. Dengan melakukan pendekatan terhadap karakter lokal, (baik material, pola aktivitas pengrajin, tempat ) diharapkan pengrajin dapat terpenuhi kebutuhannya dalam aktivitas produksi. Lamanya waktu bekerja dalam sehari (8 jam) akan cukup meciptakan kepenatan dalam bekerja, hal ini dapat mengganggu produktifitas kerja.Dengan menekankan konsep Hijau terbentuk ruang-ruang yang menciptakan kenyamanan dan asri. Ditunjang sistem kerja dan bangunan yang baik rapi dan nyaman, diharapkan pengguna bangunan ini (terutama pengrajin) dapat merasa betah bekerja didalamnya.


Karakter Lokal
Penggunaan karakter rumah joglo pada massa bangunan ditinjau dari kesamaan sistem yang dibutuhkan pada sebuah unit produksi, yaitu sistem penghawaan yang menyebabkan udara mengalir lancar dalam ruangan . Serta upaya mempertahankan identitas lokal dengan cara memodifikasinya sehingga menjadi sesuatu yang baru pada sebuah bangunan

Material Lokal
Bangunan didominasi oleh material yang mudah didapat dari Solo, Sragen dan sekitarnya, antara lain :
> Dinding Kayu Bakar yang dapat ditemukan di Jaten, Karanganyar
> Batubata, bambu palupuh, ranting pohon yang dapat di peroleh dimana saja

> Plester tanah liat yang dapat diperoleh di dalam site kawasan
> Baja bekas yang dapat dipesan di Klithikan Semanggi, Surakarta

Dengan pemakaian material lokal akan mendorong pertumbuhan ekonomi di sekitar lahan


Sebagai area industri, bangunan ini meminimalkan penghawaan buatan seperti AC yang dapat menambah biaya produksi. Dengan konsep dinding bernafas, udara dapat mengalir dengan mudah masuk kedalam ruangan. Fungsi cerobong udara pada bangunan sebagai generator penghisap alami udara panas dengan memanfaatkan perbedaan tekanan udara di dalam ruangan dan di area cerobong (yang memiliki tekanan udara lebih tinggi)

bentuk pemanfaatan terhadap sumber daya yang terbaharui komplek terpadu Aqsa ini menggunakan air hujan sebagai cadangan air bersih. Sistem di awali dengan menyalurkan air hujan melalui talang vertikal pada masing-masing bangunan. Kemudian air ditampung oleh bak penampungan air hujan yang terletak di setiap sudut bangunan. Melalui sistem elevasi lahan, air dialirkan menuju tempat treatment air hujan untuk menghilangkan kandungan magnesium sehingga layak untuk dipakai. Dengan bantuan pompa utama air dalam tempat trearment di alirkan menuju water torrent kawasan. Akhirnya dengan sistem gravitasi air dialirkan menuju ke titik-titik toilet dan dapat digunakan sebagai bagian dari sistem Hydrant.


Layout Panel

Tim Desain:
1. Yu Sing
2. Yopie Herdiansyah
3. Gilbert Yohannes Voerman
4. Zuyyina Alva Hasani
5. Muhammad Fauzan